Dalam Gereja Katolik, Tahun Yubileum merupakan momen istimewa yang penuh dengan makna rohani. Ini bukan sekadar perayaan tahunan, melainkan waktu rahmat dan pembaruan iman yang dirayakan secara khusus. Umat Katolik di seluruh dunia diajak untuk memperdalam relasi dengan Allah, memperbaiki hidup, serta memperbarui komitmen kasih terhadap sesama. Namun, sebelum kita mengakhiri perayaan Tahun Yubileum 2025, menarik untuk melihat kembali akar sejarah dan makna dari tradisi suci ini.
Asal-Usul Yubileum: Terinspirasi dari Kitab Suci
Istilah “Yubileum” berasal dari kata Ibrani “yobel”, yang berarti tanduk domba jantan. Dalam Kitab Imamat (Im 25:8-13), bangsa Israel merayakan tahun Yobel setiap 50 tahun sekali sebagai masa pembebasan dan pemulihan. Pada tahun itu, tanah dikembalikan kepada pemilik aslinya, budak dibebaskan, dan hutang dihapuskan. Prinsip utamanya adalah keadilan sosial, belas kasih, serta pemulihan hubungan manusia dengan Allah dan sesama.
Inspirasi inilah yang kemudian dihidupkan kembali dalam tradisi Gereja Katolik. Tahun Yubileum pertama kali diumumkan oleh Paus Bonifasius VIII pada tahun 1300 di Basilika Santo Petrus, Roma. Kala itu, Paus mengundang umat Katolik untuk berziarah ke Roma dan menerima indulgensi penuh sebagai tanda tobat dan pembaruan hidup. Perayaan tersebut menarik jutaan peziarah dari berbagai penjuru Eropa dan menandai awal mula tradisi Yubileum.
Perkembangan Yubileum dari Masa ke Masa
Setelah Yubileum pertama tahun 1300, Paus-paus berikutnya mulai menyesuaikan waktu perayaannya. Awalnya setiap seratus tahun, lalu dipersingkat menjadi setiap 50 tahun oleh Paus Klemens VI pada tahun 1350, agar sesuai dengan semangat Kitab Suci. Selanjutnya, Paus Paulus II menetapkan agar Yubileum dirayakan setiap 25 tahun dan menjadi tradisi yang masih dijalankan hingga kini.
Sepanjang sejarahnya, beberapa Yubileum memiliki tema khusus. Misalnya, Yubileum Tahun 1950 oleh Paus Pius XII bertema “Penebusan dan Damai”, Yubileum Tahun 2000 oleh Paus Yohanes Paulus II yang disebut “Yubileum Besar”, Yubileum Luar Biasa Tahun Kerahiman 2015–2016 yang diumumkan oleh Paus Fransiskus, hingga Yubileum Tahun 2025 dengan tema “Peziarah Pengharapan”. Setiap perayaannya selalu mengandung pesan universal tentang belas kasih, rekonsiliasi, dan pengharapan.
Baca juga : 5 Makna Teladan Hidup Paus Fransiskus dalam Perjalanan Rohani
Simbol dan Praktik dalam Perayaan Yubileum
Salah satu simbol yang paling dikenal dalam Tahun Yubileum adalah “Pintu Suci” atau Porta Sancta. Pintu ini hanya dibuka selama Yubileum berlangsung, biasanya di 4 basilika besar di Roma: Santo Petrus, Santo Yohanes Lateran, Santo Paulus di Luar Tembok, dan Santa Maria Maggiore. Melalui pintu ini, umat ramai-ramai berziarah sebagai lambang perjalanan tobat menuju pengampunan dan rahmat Allah.
Selain itu, Yubileum juga menjadi kesempatan bagi umat untuk menerima indulgensi penuh melalui doa, sakramen tobat, ekaristi, serta perbuatan kasih kepada sesama. Gereja mengundang umat untuk memperdalam iman, memperbaiki hubungan dengan Tuhan, dan mewujudkan kasih melalui tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Menghidupi Semangat Yubileum Sehari-Hari
Tahun Yubileum dapat menjadi kesempatan bagi umat Katolik untuk menumbuhkan semangat solidaritas, keadilan sosial, dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Melihat kembali sejarah Tahun Yubileum membantu kita memahami dan mengingat akan kasih dan kerahiman Allah yang tak terbatas. Dengan membuka “pintu hati” seperti halnya Pintu Suci, kita diajak untuk hidup dalam pertobatan, pengampunan, dan kasih sejati untuk melangkah dalam iman yang diperbarui dan harapan yang hidup.
Dapatkan segera berbagai jenis Alkitab & Buku Rohani yang sesuai kebutuhan Anda, tersedia Alkitab Kristen & Katolik (Deuterokanonika), Alkitab untuk Anak, Alkitab Edisi Khusus, Buku Studi & Tafsir Alkitab, dan masih banyak lagi. Kunjungi jualalkitab.com atau hubungi nomor whatsapp kami untuk info lebih lanjut.
